Tampilkan postingan dengan label Materi Bhs Indonesia. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Materi Bhs Indonesia. Tampilkan semua postingan

Minggu, 04 Agustus 2013

Materi Bahasa Indonesia: Korespondensi Bahasa Indonesia

BAB I
DASAR SURAT MENYURAT
1. Arti dan Fungsi Surat
Surat adalah suatu sarana untuk menyampaikan informasi secara tertulis dari pihak yang satu kepada pihak lain. Informasi dalam surat dapat berupa pemberitahuan, pernyataan, permintaan, laporan, pemikiran, sanggahan, dan sebagainya.
Agar komunikasi melalui surat dinilai efektif, maka isi atau maksud surat harus terang dan jelas, serta tidak menimbulkan salah arti pada pihak penerima.
 
2. Tujuan Menulis Surat

Tujuan menulis surat secara garis besar diklasifikasikan menjadi tiga macam, yaitu:

  1. Menyampaikan informasi kepada pembaca surat;
  2. Mendapatkan tanggapan dari pembaca surat tentang isi surat;
  3. Ingin mendapatkan tanggapan dan menyampaikan informasi kepada pembaca surat.
3. Korespondensi dan Koresponden
Korespondensi searti dengan surat-menyurat. Korespondensi adalah suatu  kegiatan atau hubungan yang dilakukan secara terus-menerus antara dua pihak yang dilakukan dengan saling berkiriman surat.
Korespondensi dalam suatu kantor, instansi, atau organisasi dibagi menjadi dua, yakni:
  1. Korespondensi eksteren, yaitu hubungan surat-menyurat yang dilakukan oleh kantor atau bagian-bagiannya dengan pihak luar.
  2. Korespondensi Interen, yaitu hubungan surat-menyurat yang dilakukan oleh         orang-orang dalam suatu kantor, termasuk hubungan antara kantor pusat dengan kantor cabang.


Koresponden adalah orang yang berhak atau mempunyai wewenang menandatangani surat, baik atas nama perorangan maupun kantor atau organisasi.
 
4. Fungsi Surat

Fungsi surat dalam suatu organisasi antara lain:

  1. Surat sebagai media komunikasi.
  2. Surat sebagai barometer.
  3. Surat sebagai duta penulis.
  4. Surat sebagai bukti tertulis.
  5. Surat sebagai salah satu otak kegiatan suatu kantor

Semoga Bermanfaat....

Rangkuman Materi Bahasa Indonesia kelas IX SMP

Fakta dan Opini
Fakta adalah peristiwa atau kejadian yang kenyataannya tidak diragukan lagi. Fakta dalam iklan mencakup identitas produk yang ditawarkan , komposisi, kegunaan, dan sarana penggunaan secara lengkap. Sedangkan opini adalah hasil pemikiran/pendapat/pendirian seseorang yang kebenarannya masih diragukan. Pernyataannya bersifat subyektif dan biasanya ditandai dengan kata-kata pengandaian, atau kata-kata yang menyatakan kesangsian . Contoh : seandainya, jika, seumpama, kira-kira, mungkin, dan sebagainya. Kata-kata ini tidak mutlak, tergantung juga konteks kalimatnya.


Dialog Interaktif

Dialog Interaktif adalah percakapan yang dilakukan di televisi atau radio yang dapat melibatkan pemirsa dan pendengar melalui telepon. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam memberikan komentar terhadap pendapat narasumber dalam dialog interaktif yakni bahasa yang digunakan harus komunikatif, menggunakan kata dan kalimat yang baik dan lugas, dan komentar harus disertai alasan yang kuat dan contoh yang terdapat di masyarakat.

Unsur Instrinsik Cerpen

  1. Tema adalah gagasan pokok yang mendasari suatu cerita.
  2. Latar/Setting merupakan tempat, waktu dan suasana terjadinya suatu cerita
  3. Penokohan/Perwatakan adalah watak yang dimiliki oleh pelaku dalam suatu cerita
  4. Amanat adalah pesan yang disampaikan penulis kepada pembaca
  5. Sudut pandang/Point of view adalah cara pandang pengarang
  6. Alur adalah rangkaian peristiwa yanada hubungan sebab akibat yang dapat membentuk suatu cerita

Iklan Baris

Iklan baris adalah iklan kecil/singkat yang terdiri atas beberapa baris saja dalam beberapa kolom. Iklan baris biasanya ditulis dengan menggunakan bahasa yang obyektif, jujur, singkat dan jelas. Penulisannya menggunakan singkatan-singkatan.

Meresensi Buku
 
Resensi adalah ulasan atau pembicaraan mengenai suatu karya baik itu buku, film, atau karya lain. Meresensi buku adalah kegiatan membaca buku lalu memberi pertimbangan atau ulasan mengenai buku itu dengan mengemukakan kelebihan dan kekurangannya secara obyektif.

Unsur-Unsur Syair

Syair adalah salah satu jenis puisi lamadan berasal dari Persia. Syair sebagaimanayang lain , hakikatnya dibangun atas struktur fisik dan struktur batin. Struktur fisik berkaitan dengan unsur luar, misalnya diksi, pengimajian, majas, perulangan bunyi(rima), tipografi, jumlah baris per bait. Struktur batin berkaitan dengan unsur dalam/isi puisi, misalnya simbol, perasaan atau suasana, tema, nada, amanat. Perasaan berkaitan dengan rasa hati yang disampaikan penyair melalui syairnya, misalnya sedi, kecewa, benci, rindu, dan sebagainya. Sedangkan nada merupakan sikap batin penyair yang hendak diekspresikan kepada pembaca, misalnya menasihati, mencemooh, penasaran.

Mengkritik

Mengkritik dapat diartikan kegiatan mengemukakan pendapat atau tanggapan terhadap sesuatu hal yang disertai dengan uraian dan pertimbangan bak buruknya hal tersebut. Kritikan hendaknya selalu diutarakan dengan yang logis dan bahasa yang santun sehingga tidak menyinggung perasaan orang yang dikritik.

Menyunting Karangan

Penyuntingan merupakan proses memeriksa kembali sebuah tulisan dan memperbaiki kesalahan – kesalahan yang ada. Kesalahan bahasa biasanya terjadi di segi penggunaan ejaan, tanda baca, pilihan kata, kalimat yang tidak efektif, dan paragraf yang kurang padu.
Indeks
Indeks dipelukan untuk memudahkan pembaca mencari nama dan istilah yang disebutkan dalam buku. Indeks disusun secara alfabetis ( diurutkan sesuai abjad ), dimulai dari A hingga Z. Pada dasarnya, ada empat hal berikut ini yang dimasukkan dalam indeks buku:
  1. Indeks nama ( indeks pengarang )
  2. Indeks topik ( subjek atau istilah )
  3. Perincian indeks topik
  4. Nomor halaman dimana nama, topik, atau rincian dari topik tersebut berada

Melaporkan secara Lisan Berbagai Peristiwa
Ciri-ciri laporan peristiwa:
  1. Bersifat objektif
  2. Umumnya mengandung unsur 5W 1H
  3. Agar diperhatikan isi  (pokok masalah) harus aktual dan bermanfaat

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyampaikan laporan peristiwa adalah :
  1.  Disamapikan dengan bahasa yang komunikatif : singkat, jelas, lugas, dan mudah dipahami.
  2. Pokok permasalahan  ( informasi) jelas dan lengkap.
  3. Disampaikan secara runtut.
  4. Penampilkan meyakinkan (percaya diri)

MATERI BAHASA INDONESIA SMK BAB 8/SMST GENAP

BAB 8
MENGGUNAKAN KALIMAT DENGAN JELAS, LANCAR,
BERNALAR DAN WAJAR

A. Tekanan, Intonasi, Nada, Irama, dan Jeda
Dalam penggunaan kalimat secara lisan kita dituntut kejelasan dan kelancaran agar kalimat tersebut dengan cepat mudah dipahami. Untuk itu tekanan, intonasi, nada, irama, dan jeda yang telah kita pelajari pada semester ganjil sangat perlu untuk diperhatikan dan diterapkan dalam penggunaan kalimat.

.”Diam semua. Tiba-tiba meledak tawa mereka bersama-sama.
Di samping tekanan, intonasi, nada, dan irama, unsur suprasegmental yang perlu diperhatikan dalam berbicara khususnya pengucapan kalimat ialah jeda atau penghentian. Jeda berfungsi menandakan batasan kalimat. Dalam tulisan, jeda ditandai dengan spasi atau tanda baca titik (.), koma (,), garis miring (/), atau tanda pagar (#). Jeda juga dapat digunakan untuk membuat sebuah kalimat panjang menjadi dua kalimat pendek tanpa mengubah pengertian.

Contoh :
Perampokan serta pembunuhan terjadi di rumah seorang pengusaha karpet yang membuat gempar penduduk sekitarnya. Perampokan serta pembunuhan terjadi di rumah seorang pengusaha karpet. Kejadian itu membuat gempar penduduk sekitarnya. Dalam bahasa lisan, aspek yang menjadi unsur gramatikal cenderung tersirat. Faktor pendukung yang digunakan adalah pola tekanan, intonasi, nada, irama, dan jeda selain ekspresi dan gerakan. Penggunaan tekanan, intonasi, nada, irama, dan jeda yang tepat membuat kalimat yang diucapkan mudah dipahami serta terhindar dari kesalahpahaman atau salah nalar. Pengucapan kalimat dengan tekanan, intonasi, nada, dan irama serta jeda yang tepat sesuai maksud yang ingin diungkapkan membuat kalimat menjadi jelas, lancar, bernalar, dan wajar.

B. Membaca Indah
Kata-kata yang indah merupakan ciri laras bahasa sastra. Yang termasuk sastra ialah prosa, puisi, dan drama. Ketiga bentuk sastra tersebut tidak saja dapat dibaca untuk diri sendiri, tapi juga dibacakan untuk orang lain atau dipertunjukkan. Selain pementasan drama, banyak akhir-akhir ini yang mengadakan acara pembacaan puisi atau cerpen.
Di samping dibutuhkan penghayatan terhadap isi atau kandungan karya sastra, pembacaan karya sastra juga perlu memahami tokoh, watak, gaya bahasa, dan maksud setiap ucapan tokohnya dalam percakapan atau dialog.

Saat membacakan percakapan atau dialog penggunaan tekanan, intonasi, nada, irama, dan jeda harus diperhatikan. Penggunaan tekanan, intonasi, nada, irama, dan jeda yang tepat membuat pendengar dapat menikmati pembacaan karya sastra dengan memahami jalan cerita serta unsur-unsur intrinsiknya seperti tema, tokoh, watak tokoh, setting, amanah, sudut pandang, dan gaya bahasa.
Khusus karya sastra berbentuk puisi, pembacaannya harus memerhatikan unsur-unsur pembangun puisi, misalnya diksi (pilihan kata), gaya bahasa, tipografi, persajakan (rima), dan pencitraan. Di dalam puisi, tokoh  biasanya tersembunyi sehingga pembaca puisi harus memahami terlebih dahulu tema puisi dan pesan yang ingin diungkapkan dalam puisi tersebut. Tema dan kandungan isi dapat ditelaah lewat judul, pilihan kata, dan  simbol-simbol yang digunakan pada puisi. Pemakaian kata dalam puisi tidak sepenuhnya bermakna denotasi, tapi dapat bermakna konotasi atau kias. Kata-kata bermakna kias atau idiom serta bentuk ungkapan metaforis lainnya harus dipahami terlebih dahulu.

Pemahaman terhadap isi puisi dan kata-kata yang digunakan, mendorong seseorang untuk terampil memberikan tekanan, intonasi, nada, dan irama pada pembacaan setiap larik puisi. Demikian pula pada kata atau kelompok kata yang merupakan kesatuan arti, pembaca dituntut berhati-hati dalam memberikan jeda atau penghentian sehingga tidak mengaburkan arti.

Berikut ini, hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum membaca puisi.
1. Bacalah secara keseluruhan puisi tersebut untuk menangkap kandungan maknanya secara umum.
2. Pahami maksud dari setiap lirik.
3. Pahami suasana puisi yaitu, haru, kecewa, semangat, dan sedih.
4. Perhatikan rima persamaan bunyi.
5. Perhatikan perulangan kata yang ada bentuk repetisi.
6. Berikan tanda jeda pada kata-kata, frasa, atau klausa yang mengandung kesatuan arti.
7. Berikan aksen pada kata yang diulang.
8. Perhatikan kata-kata yang bermakna kias.Contoh penandaan aksentuasi pada puisi :
(DCD, 1959 : 13)

B. Membaca Teks Pengumuman
Teks pengumuman bersifat informatif, yakni apa yang ada dalam teks pengumuman harus diketahui oleh khalayak yang dituju. Oleh karena itu dalam membacakan pengumuman tidak boleh asal mengucapkan huruf-huruf/lafal saja yang jelas, akan tetapi harus doperhatikan: tekanan, intonasi, jeda, dan iram, serta tampak bagian-bagian yang harus diberi tekanan yang merupakan bagian penting dari isi pengumuman tersebut. Selengkapnya hal-hal yang harus diperhatikan dalam membaca teks pengumuman adalah sebagai berikut:
1. Membacakannya dengan suara yang cukup didengar para pendengar.
2. Kata pengumuman yang biasanya ditulis sentering diberikan aksen pada awal dan suku akhirnya
3. Kata atau frasa yang menjadi hal penting diberikan aksen (tekanan)
4. Perincian dibaca dengan tempo yang lebih lembut
5. Kalimat yang panjang dibaca per frasa atau klausa
6. Perhatikan tanda baca seperti tanda titik(.), koma(,), tanda titik koma(;)dsb.
7. Dalam setiap frasa atau klausa yang biasanya dijeda karena terdapat koma(,) diberi aksen menarik atau diucapkan lebih panjang.

:Contoh : PENGUMUMAN
Membaca pidato tidak jauh berbeda dengan membaca teks pengumuman. Pada dasarnya pengucapannya dinyatakan dengan jelas dan lancar.


Semoga bermanfaat....

Korespondensi Bahasa Indonesia

BAB I
DASAR SURAT MENYURAT
1. Arti dan Fungsi Surat
Surat adalah suatu sarana untuk menyampaikan informasi secara tertulis dari pihak yang satu kepada pihak lain. Informasi dalam surat dapat berupa pemberitahuan, pernyataan, permintaan, laporan, pemikiran, sanggahan, dan sebagainya.
Agar komunikasi melalui surat dinilai efektif, maka isi atau maksud surat harus terang dan jelas, serta tidak menimbulkan salah arti pada pihak penerima.
 
2. Tujuan Menulis Surat

Tujuan menulis surat secara garis besar diklasifikasikan menjadi tiga macam, yaitu:

  1. Menyampaikan informasi kepada pembaca surat;
  2. Mendapatkan tanggapan dari pembaca surat tentang isi surat;
  3. Ingin mendapatkan tanggapan dan menyampaikan informasi kepada pembaca surat.
  1. 3. Korespondensi dan Koresponden
Korespondensi searti dengan surat-menyurat. Korespondensi adalah suatu  kegiatan atau hubungan yang dilakukan secara terus-menerus antara dua pihak yang dilakukan dengan saling berkiriman surat.
Korespondensi dalam suatu kantor, instansi, atau organisasi dibagi menjadi dua, yakni:
  1. Korespondensi eksteren, yaitu hubungan surat-menyurat yang dilakukan oleh kantor atau bagian-bagiannya dengan pihak luar.
  2. Korespondensi Interen, yaitu hubungan surat-menyurat yang dilakukan oleh         orang-orang dalam suatu kantor, termasuk hubungan antara kantor pusat dengan kantor cabang.
Koresponden adalah orang yang berhak atau mempunyai wewenang menandatangani surat, baik atas nama perorangan maupun kantor atau organisasi.
4. Fungsi Surat

Fungsi surat dalam suatu organisasi antara lain:
  1. Surat sebagai media komunikasi.
  2. Surat sebagai barometer.
  3. Surat sebagai duta penulis.
  4. Surat sebagai bukti tertulis.
  5. Surat sebagai salah satu otak kegiatan suatu kantor

Semoga Bermanfaat....

Selasa, 11 Juni 2013

Unsur-unsur Intrinsik Puisi


 Puisi adalah salah satu karya sastra yang cukup populer dibandingkan karya tulis lainnya seperti pantun dan gurindam. Salah satu yang menjadi kekuatan puisi adalah unsur-unsur intrinsik puisi yang saling berkaitan satu sama lain. Biasanya puisi ini identik dengan pasangan muda yang sedang dimabuk cinta. Karena memang melalui puisi ini kita bisa mencurahkan semua isi yang ada dihati kita termasuk cinta.
Puisi ini sendiri adalah karya sastra yang terikat dengan rima, ritme dan jumlah baris dalam tiap baitnya. Yang paling mencolok dan membedakan puisi adalah kepadatan bahasa yang digunakan baik secara tulisan maupun secara makna. Semakin baik diksi yang digunakan akan semakin memberikan efek mendalam untuk maknanya.
Bagaimana tertarik untuk membuat puisi? Jika iya maka sebelum kita membuat sebuah puisi kita harus mengetahui terlebih dahulu unsur-unsur intrinsik puisi yang dimiliki. Unsur intrinsik puisi tersebut terbagi menjadi 2 yakni unsur isi dan bentuk.

Unsur-unsur intrinsik bentuk puisi:

  • Larik, berupa baris dalam bait.
  • Bait, kumpulan larik.
  • Hubungan antar bait.
  • Rima, adanya persamaan bunyi baik di awal maupun di akhir.
  • Diksi atau pilihan kata.
  • Imaji, mengandalkan panca indera untuk menggambarkan sesuatu dengan sesuatu yang lain yang beda tapi memiliki sifat yang sama.

Unsur-unsur intrinsik isi puisi:

  • Tema, berupa pokok pikiran atau ide utama yang menjadi tujuan.
  • Nada, berupa sikap penyair yang ditunjukkan kepada pembaca puisi.
  • Amanat, pesan yang ingin disampaikan dalam sebuah puisi.
  • Perasaan, pelibatan unsur perasaan penyair dalam membangun kata-kata dan amanat yang ingin diberikan.
Berikut ini contoh puisi yang bisa menjadi gambaran bagaimana sih baiknya puisi itu.
Salju
oleh: Anhar
Dalam kenangan cinta
Tiada hati buat mengaduh
Pucat, putih, dan semakin putih
Lenyap duka dan sedih
Putih rinduku, putih cintaku
Adalah cinta dalam kenangan dan rindu

Semoga bermanfaat....

Selasa, 28 Mei 2013

Contoh Imbuhan Awalan, Akhiran dan Sisipan

Dalam berbahasa baik itu secara lisan ataupun non lisan (tulisan) sering kali kita menggunakan kata imbuhan. Bahkan dalam satu kalimat kita bisa menggunakan banyak kata imbuhan. Kata imbuhan sendiri adalah kata tambahan yang dilekatkan pada kata dasar. Jika kita berpedoman pada EYD (ejaan yang disempurnakan) setidaknya ada 4 jenis atau 4 macam kata imbuhan yakni awalan, akhiran, awalan akhiran dan sisipan. Pada artikel ini kita akan membahas keempat macam imbuhan tersebut beserta beberapa contoh imbuhan awalan, akhiran, dan sisipan.

Contoh Imbuhan Awalan (prefiks)

Ada beberapa jenis bentuk imbuhan awalan yakni men, di, ter, pen, ber, se, pe, per, ke.
Awalan men- digunakan untuk menyatakan perbuatan, menjadi, menggunakan, menuju, dan dalam keadaan.
Contoh: menerima (perbuatan), menafkahi (perbuatan), meninggal (menjadi/keadaan).
Awalan di- digunakan untuk menyatakan melakukan perbuatan aktif.
Contoh: dibuka
Awalan ber- digunakan untuk menyatakan perbuatan, dalam keadaan, kumpulan, menggunakan, memiliki.
Contoh: bermain (perbuatan/keadaan), bermacam-macam (kumpulan)
Awalan ter- digunakan untuk menyatakan perbuatan pasif, tidak sengaja, paling, kemungkinan.
Contoh: tertinggal (tidak sengaja)
Awalan pen- memiliki makna melakukan, perbuatan, alat, memiliki sifat, melakukan perbuatan pada kata dasar.
Contoh: penjahat (memiliki sifat)
Awalan pe- digunakan untuk menyatakan orang yang melakukan kegiatan, orang yang di.
Contoh: pegulat (melakukan kegiatan)
Awalan se- digunakan untuk menyatakan satu, seluruh, sama, setelah.
Contoh: sebangsa (satu)
Awalan per- digunakan untuk menyatakan membuat jadi, perumpamaan.
Contoh: perusak (membuat jadi)
Awalan Ke- digunakan untuk menyatakan kumpulan, urutan.
Contoh: kedua (urutan).

Contoh Imbuhan Akhiran (sufiks)

Selanjutnya kita akan membahas imbuhan akhiran yakni berupa kan, i, an, hm.. Sedikit juga ya.
Akhiran -kan digunakan untuk menyatakan melakukan perbuuatan orang lain, membuat jadi, menyebabkan, menganggap, membawa.
Contoh: hidangkan (membawa)
Akhiran -i digunakan utnuk menyatakan perbuatan berulang, memberi apa yang ada pada bentuk dasarnya, tempat, menyebabkan.
Contoh: duduki (memberi pada kata dasar)
Akhiran -an digunakan untuk menyatakan sesuatu yang berhubungan dengan kata dasar, satuan, setiap, sekitar, beberapa.
Contoh: himpunan (satuan)

Contoh Imbuhan Gabungan (konfiks)

Yang ketiga (konfiks) adalah imbuhan gabungan yakni awalan dan akhiran. Setidaknya ada 5 bentuk umum dari imbuhan gabungan ini yakni ke-an, per-an, pen-an, ber-an, se-nya.
Imbuhan ke-an digunakan untuk menyatakan hal, brhungunan kata dasar, dalam keadaa, tempat atau daerah.
Contoh: kehidupan (berhubungan dengan kata dasar)
Imbuhan pen-an digunakan untuk menyatakan hal, perbuatan, hasil perbuatan, alat, tempat.
Contoh: penyampaian (pebuatan)
Imbuhan per-an digunakan untuk menyatakan hal, hasil, tempat, daerah, macam-macam.
Contoh: perkotaan (tempat)
Imbuhan ber-an digunakan untuk menyatakan perbuatan kata dasar, berulang-ulang, saling.
Contoh: berhadap-hadapan (saling)
Imbuhan se-nya digunakan untuk menyatakan sampai.
Contoh: sepuasnya (sampai)

Contoh Imbuhan Sisipan (infiks)

Dan terakhir adalah imbuhan sisipan atau yang disebut juga infiks. Salah satunya yang mudah di ingat adalah imbuhan -er- yang disisipkan di kata dasar gigi sehingga berubah menjadi gerigi. Beberapa contoh lainnya adalah sebagai berikut.
Imbuhan -em- digunakan untuk menyatakan banyak dan macam-macam.
Contoh: kelut > kemelut
Imbuhan -in- digunakan untuk menyatakan seperti sifat kata dasarnya.
Contoh: kerja > kinerja
Imbuhan -el- untuk menyatakan seperti sifat kata dasarnya.
Contoh: tunjuk > telunjuk
Semoga macam-macam kata imbuhan ini dapat bermanfaat.

Senin, 28 Januari 2013

Tata bahasa 9 SMP/MTs

Untuk mengubah sebuah kata benda menjadi bentuk jamak digunakanlah reduplikasi (perulangan kata), tapi hanya jika jumlahnya tidak terlibat dalam konteks. Sebagai contoh "seribu orang" dipakai, bukan "seribu orang-orang". Perulangan kata juga mempunyai banyak kegunaan lain, tidak terbatas pada kata benda.
Bahasa Indonesia menggunakan dua jenis kata ganti orang pertama jamak, yaitu "kami" dan "kita". "Kami" adalah kata ganti eksklusif yang berarti tidak termasuk sang lawan bicara, sedangkan "kita" adalah kata ganti inklusif yang berarti kelompok orang yang disebut termasuk lawan bicaranya.
Susunan kata dasar yaitu Subyek - Predikat - Obyek (S-P-O), walaupun susunan kata lain juga mungkin. Kata kerja tidak di bahasa berinfleksikan kepada orang atau jumlah subjek dan objek. Bahasa Indonesia juga tidak mengenal kala (tense). Waktu dinyatakan dengan menambahkan kata keterangan waktu (seperti, "kemarin" atau "esok"), atau petunjuk lain seperti "sudah" atau "belum".

MORFOLOGI
Morfologi merupakan bagian dari tata bahasa yang membicarakan bentuk kata Morfem adalah unsur pembentuk kata., terdiri dari:
1.       Morfem bebas; adalah morfem yang dapat berdiri sendiri dan menjadi dasar pembentuk kata lain (kata dasar) Contoh :  bawa, dapat, buat, hasil dll
2.       Morfem Terikat; adalah morfem yang melekat pada bentuk lain. Contoh :  pe – an, ber – an, me- kan dll

FONOLOGI
Fonologi merupakan bagian dari tata bahasa yang mempelajari bunyi ujaran yang bersifat membedsakan arti, meliputi:
1.     Fon adalah bagian terkecil yang mungkin dapat dipisahkan dari rangkaian bunyi ujaran.
2.     Fonem adalah kesatuan terkecil yang terjadi dari bunyi ujaran yang dapat membedakan arti
Macam-macam bunyi ujaran :
1.     Vokal adalah huruf hidup Contoh : a, e, i, o dan u
2.     Konsonan adalah huruf mati  Contoh  b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, z
3.     Diftong adalah huruf yang melambangkan bunyi rangkap  Contoh
Huruf
Vokal
Contoh pemakaian dalam kata
di awal
di tengah
di akhir
ai
ain
syaitan
pandai
au
aula
saudara
harimau
oi
-
boikot
amboi







Kata Berimbuhan
Kata berimbuhan adalah kata dasar yang diberi imbuhan. Imbuhan ada beberapa macam, antara lain:
1.     awalan (prefiks):  ber-, ter -, me -, di-, dan ke-
2.     akhiran (sufiks): - an, - i, - kan
3.     sisipan (infiks): - er - , - el - , dan – em –
4.     awalan-akhiran (konfiks): ke – an, me – kan, per – an
Bahasa Indonesia mempunyai banyak awalan, akhiran, maupun sisipan, baik yang asli dari bahasa-bahasa Nusantara maupun dipinjam dari bahasa-bahasa asing, antara lain:
1.     Partikel -lah, -kah, dan -tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya. Misalnya:
*      Bacalah buku itu baik-baik.
*      Jakarta adalah ibu kota Republik Indonesia.
*      Siapakah gerangan dia?
2.     Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya. Misalnya:
*      Apa pun yang dimakannya, ia tetap kurus.
*      Jangan dua kali, satu kali pun engkau belum pernah datang ke rumahku.
Catatan:
Kelompok yang lazim dianggap padu, misalnya adapun, andaipun, ataupun, bagaimanapun, biarpun, kalaupun, kendatipun, maupun, meskipun, sekalipun, sungguhpun, walaupun ditulis serangkai. Misalnya:
*      Bagaimanapun juga akan dicobanya menyelesaikan tugas itu.
*      Sekalipun belum memuaskan, hasil pekerjaannya dapat dijadikan pegangan.
*      Walaupun miskin, ia selalu gembira.
3.     Partikel per yang berarti 'mulai', 'demi', dan 'tiap' ditulis terpisah dari bagian kalimat yang mendahului atau mengikutinya. Misalnya:
*      Pegawai negeri mendapat kenaikan gaji per 1 April.
*      Mereka masuk ke dalam ruangan satu per satu.
*      Harga kain itu Rp 2.000 per helai.
4.     Imbuhan  -is, -isme, dan –isasi berfungsi sebagai berikut.
a.     Membentuk kata benda atau nomina.
b.     Sebagian kata sifat yang dihasilkan melalui pengimbuhan dengan ketiga imbuhan tersebut.
Arti baru yang dihasilkan melalui pengimbuhan dengan -is, -isme, dan -isasi adalah:
a.     Imbuhan –is;
1)    Orang yang memiliki keahlian; Contoh: gitaris, pianis, komponis.
2)    Orang yang memiliki sifat / jiwa; Contoh: egois, nasionalis, humoris.
b.     Imbuhan –isme; berarti paham/ajaran/aliran. Contoh: nasionalisme, komunisme, animisme.
c.     Imbuhan –isasi; menunjukkan makna proses. sinestesia.
5.   Kata berimbuhan -man, -wan, dan -watimerupakan nomina atau kata benda. Adapun perubahan makna yang diakibatkan pengimbuhan dengan -man, -wan, dan -wati sebagai berikut.
a.         Menunjuk bidang pekerjaan orang yang disebut. Contoh : Pabrik sepatu itu memberikan cuti kepada karyawati yang hamil.
b.         Menunjuk sifat orang yang disebut. Contoh : Korban gempa di Bengkulu menunggu kedatangan relawan ke sana.
c.          Menunjuk keahlian yang ditekuni orang yang disebut. Contoh : Dua olahragawan mendapat penghargaan dari pemerintah.
6.         Fungsi utama awalan me- adalah membentuk kata kerja. Adapun arti awalan me- adalah sebagai berikut.
a.         Melakukan pekerjaan; Contoh: Ida membaca naskah drama. (melakukan pekerjaan membaca)
b.         Mengeluarkan; Contoh: Anjing menggonggong. (mengeluarkan gonggongan)
c.          Menjadi; Contoh: Sobekan di celananya melebar. (menjadi lebar)
d.         Menyerupai; Contoh: Karena tidak memerhatikan lingkungan, sampah di kota ini menggunung. (menyerupai gunung)
e.          Menuju ke; Contoh: Garuda Indonesia mendarat di Bandar Udara Adisutjipto. (menuju ke darat)

Penulisan Kata
1.     Kata Dasar
Kata yang berupa kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan. Misalnya:
*      Ibu percaya bahwa engkau tahu.
*      Kantor pajak penuh sesak.
*      Buku itu sangat tebal.
2.     Kata Turunan
a.     Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan kata dasarnya. Misalnya:
*      bergeletar                                                                                      *      menengok
*      dikelola                                                                                          *      mempermainkan
*      penetapan
b.     Jika bentuk dasar berupa gabungan kata, awalan atau akhiran ditulis serangkai dengan kata yang langsung mengikuti atau mendahuluinya. Misalnya:
*      bertepuk tangan                                                                          *      menganak sungai
*      garis bawahi                                                                                 *      sebar luaskan
c.     Jika bentuk dasar yang berupa gabungan kata mendapat awalan dan akhiran sekaligus, unsur gabungan kata itu ditulis serangkai. Misalnya:
*      menggarisbawahi                                                                        *      dilipatgandakan
*      menyebarluaskan                                                                       *      penghancurleburan
d.     Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi, gabungan kata itu ditulis serangkai. Misalnya:            
adipati                                   mahasiswa                                        ekawarna                              saptakrida
aerodinamika                       mancanegara                                   dwiwarna                              reinkarnasi
antarkota                              multilateral                                       demoralisasi                         purnawirawan
anumerta                              narapidana                                       dekameter                             prasangka
audiogram                            nonkolaborasi                                  dasawarsa                             pramuniaga
awahama                              Pancasila                                           ekstrakurikuler                     semiprofesional
bikarbonat                            panteisme                                         elektroteknik                        subseksi
biokimia                                paripurna                                          infrastruktur                         swadaya
caturtunggal                         poligami                                            introspeksi                             transmigrasi
Catatan:
(1)   Jika bentuk terikat diikuti oleh kata yang huruf awalnya adalah huruf kapital, di antara kedua unsur itu dituliskan tanda hubung (-). Misalnya:
*      non-Indonesia
*      pan-Afrikanisme
(2)   Jika kata maha sebagai unsur gabungan diikuti oleh kata esa dan kata yang bukan kata dasar, gabungan itu ditulis terpisah. Misalnya:
*      Mudah-mudahan Tuhan Yang Maha Esa melindungi kita.
*      Marilah kita bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Pengasih.
3.     Kata Ulang
Kata ulang dapat dikelompokan menjadi:
a.       Kata ulang utuh murni: rumah-rumah, anak-anak, buku-buku, kuda-kuda, mata-mata, hati-hati, undang-undang, biri-biri, kupu-kupu, kura-kura, laba-laba, sia-sia, hulubalang-hulubalang, bumiputra-bumiputra, dst.
b.       Kata ulang sebagian: berjalan-jalan, dibesar-besarkan, menulis-nulis, terus-menerus, tukar-menukar, dst.
c.        Kata ulang berimbuhan: rumah-rumahan, anak-anakan, kuda-kudaan, dst.
d.       Kata ulang suku depan: pepohonan, leluhur, lelaki, dst
e.        Kata ulang berubah bunyi: gerak-gerik, huru-hara, lauk-pauk, mondar-mandir, ramah-tamah, sayur-mayur, centang-perenang, porak-poranda, tunggang-langgang, dst.
Fungsi Gramatik kata ulang antara lain:
a.     Membentuk adverbia: sebaik-baiknya, secantik-cantiknya, sehebat-hebatnya, dst
b.     Membentuk Nomina: Kuda-kudaan, rumah-rumahan, dst
c.     Membentuk Ajektif: pening-pening, pusing-pusing, dst
d.     Membentuk Verba: hormat-menghormati
4.     Kata Depan
Kata depan merupakan kata yang bertugas menghubungkan kata atau bagian kalimat.Yang termasuk kata depan adalah: di, ke , dari, pada, daripada.
5.     Kata Sambung
Kata sambung merupakan kata yang berfungsi untuk menyambung kalimat atau anak kalimat

Singkatan dan Akronim
1.     Singkatan ialah bentuk yang dipendekkan yang terdiri atas satu huruf atau lebih.
a.     Singkatan nama orang, nama gelar, sapaan, jabatan atau pangkat diikuti dengan tanda titik. Misalnya:                    
*      A.S. Kramawijaya                                               *      Muh. Yamin
*      Suman Hs.                                                            *      Sukanto S.A.
*      Bpk. = Bapak                                                       *      Sdr. = saudara
*      Kol. = Kolonel                                                      *      M.B.A. = master of business administration
*      M.Sc. = master of science                                  *      S.E. = sarjana ekonomi
*      S.Kar. = sarjana karawitan                                *      S.K.M. = sarjana kesehatan masyarakat
b.     Singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan atau organisasi, serta nama dokumen resmi yang terdiri atas huruf awal kata ditulis dengan huruf kapital dan tidak diikuti dengan tanda titik. Misalnya:                  
*      DPR = Dewan Perwakilan Rakyat                   *      PGRI = Persatuan Guru Republik Indonesia
*      PT= Perseroan Terbatas                                     *      GBHN = Garis-Garis Besar Haluan Negara
*      KTP = Kartu Tanda Penduduk                         *      SMTP = Sekolah Menengah Tingkat Pertama
c.     Singkatan umum yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti satu tanda titik. Misalnya:               
*      dll. = dan lain-lain                                                *      dsb. = dan sebagainya
*      dst. = dan seterusnya                                          *      hlm. = halaman
*      sda. = sama dengan atas                                   *      Yth. = Yang terhormat
*      a.n. = atas nama                                                  *      d.a. = dengan alamat
*      u.b. = untuk beliau                                              *      u.p. = untuk perhatian
*      s.d.= sampai dengan
d.     Lambang kimia, singkatan satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang tidak diikuti tanda titik. Misalnya:                 
*      Cu =  kuprum                                                           *      TNT = trinitrotoluen
*      cm = sentimeter                                                       *      kVA =kilovolt-ampere
*      l = liter                                                                        *      kg = kilogram
*      Rp (5.000,00) = (lima ribu) rupiah
2.     Akronim ialah singkatan yang berupa gabungan huruf awal, gabungan suku kata, ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata yang diperlakukan sebagai kata.
a.     Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal dari deret kata ditulis seluruhnya dengan huruf kapital. Misalnya:                      
*      ABRI = Angkatan Bersenjata Republik Indonesia
*      LAN = Lembaga Administrasi Negara
*      PASI = Persatuan Atletik Seluruh Indonesia
*      IKIP = Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan
*      SIM = Surat Izin Mengemudi
b.     Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf awal huruf kapital. Misalnya:                         
*      Akabri = Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia
*      Bappenas = Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
*      Iwapi = Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia
*      Kowani = Kongres Wanita Indonesia
*      Sespa = Sekolah Staf Pimpinan Administrasi
c.     Akronim yang bukan nama diri yang berupa gabungan huruf, suku kata, ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata seluruhnya ditulis dengan huruf kecil. Misalnya:        
*      pemilu = pemilihan umum                                                *      radar = radio detecting and ranging
*      rapim = rapat pimpinan                                                     *      rudal = peluru kendali
*      tilang = bukti pelanggaran
Catatan:
Jika dianggap perlu membentuk akronim, hendaknya diperhatikan syarat-syarat berikut:
*      Jumlah suku kata akronim jangan melebihi jumlah suku kata yang lazin pada kata Indonesia
*      Akronim dibentuk dengan mengindahkan keserasian kombinasi vokal dan konsonan yang sesuai dengan pola kata Indonesia yang lazim.

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Buy Coupons