Tampilkan postingan dengan label Materi Akuntansi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Materi Akuntansi. Tampilkan semua postingan

Rabu, 07 Agustus 2013

Rangkuman Materi Bukti Transaksi dan Contoh Soal Plus Jawaban

A.   Ringkasan Materi 1
Tahapan pertama dalam siklus akuntansi adalah analisis data transaksi suatu dokumen atau formulir yang disebut bukti transaksi. Bukti transaksi dapat berasal dari perusahaan sendiri  ini disebut bukti intern atau diperoleh dari pihak luar disebut eksternal. Bukti transaksi berguna untuk (a) Merekam peristiwa ekonomi/transaksi secara formal; (b) Memastikan keabsahan transaksi yang dicatat; (c) Digunakan sebagai rujukan, apabila dikemudian hari terjadi masalah; dan (d) Memulai pemrosesan transaksi sesuai dengan siklus akuntansi atau sebagai dasar pencatatan ke dalam jurnal.
Jenis bukti transaksi berbeda-beda sesuai transaksi yang terjadi dalam perusahaan. Secara garis besar transaksi yang terjadi dalam perusahaan dapat dikelompokan dalam (a) Transaksi pengeluaran uang/kas, (b) Transaksi penerimaan uang/kas, (c) Transaksi pemberian kredit, (d) Transaksi penjualan kredit, (e) Transaksi lain-lain.
Pada umumnya bukti-bukti transaksi terdiri atas formulir-formulir tercetak, walaupun dalam sistem pengolahan data lainnya bisa berbentuk kartu-kartu pada rekaman dan lain sebagainya contoh blanko kwitansi, nota penjualan, pita kas register, struk yang tertinggal dalam buku cek (per tanggal cek) dan lain-lain.
Sebelum diproses lebih lanjut untuk dicatat dalam jurnal, bukti-bukti transaksi harus dianalisis kebenaran dan keabsahannya. Analisis kebenaran bukti transaksi, dimaksudkan untuk: (a) memeriksa kembali kebenaran perhitungan (perkalian, penjumlahan) dari data yang berupa angka-angka yang ada dalam bukti transaksi tersebut baik secara horizontal maupun vertical dan (b) mengidentifikasi kelengkapan data yang tercatat dalam bukti transaksi dan apakah telah memenuhi peraturan yang berlaku, misalnya peraturan bea materai dalam hal perjanjian dan pembayaran sejumlah uang.


B.   Tugas 1
1.    Lakukan kunjungan ke salah satu perusahaan di sekitar anda.
2.    Mintalah dokumen-dokumen kosong yang digunakan oleh perusahaan.
3.    Identifikasikanlah informasi apa yang terkandung dalam dokumen tersebut dengan teman anda.
4.    Laporkan hasil identifikasi kepada fasilitator, kemudian  diskusikanlah dengan teman-teman anda untuk bertukar pengalaman yang dipandu oleh fasilitator.

C.   Tes Formatif 1
(a)     Berilah silang (X) pada huruf B jika pernyataan di bawah ini benar, dan berilah tanda:
1)   Bukti transaksi pada dasarnya hanya untuk melengkapi catatan-catatan akuntansi lainnya.
2)   Bukti transaksi dapat dipakai untuk menelusuri apabila terjadi kesalahan atau masalah pada catatan dalam jurnal
3)   Analisis kebenaran bukti transaksi dilakukan dengan memeriksa kelengkapan data yang ada dalam bukti transaksi
4)   Perusahaan yang menjual barang dengan kredit mengirimkan atau menyerahkan nota kredit kepada pembeli
5)   Pengisian atau pencatatan dalam formulir bukti-bukti transaksi dapat dengan tulis tangan dengan pulpen.
(b)     Pilihkan salah satu alternatif jawaban yang tepat dengan memberi tanda (X), pada huruf A,B,C,D, atau E
1)   Bukti transaksi sah adalah bukti transaksi yang berisi data tentang :
a.        Tanggal, jumlah uang, keterangan, nomor bukti
b.        Tanggal, jumlah uang, pihak-pihak yang terlibat, nomor bukti.
c.         Tanggal, jumlah uang, nomor bukti, alamat
d.        Jumlah uang, nomor bukti, keterangan, pihak-pihak yang terlibat.
e.        Tanggal, nomor bukti, keterangan, pihak-pihak yang terlibat.
2)    Salah satu bukti transaksi di bawah ini adalah bukti ekstern.
a.       Bukti kas masuk
b.       Bukti kas keluar
c.        Bukti jurnal
d.       Bukti memorial
e.       Bukti berupa kwitansi
3)    Strook cheeck dapat dipakai sebagai bukti apa?
a.       Pengambilan uang dari bank
b.       Penerimaan uang dari pihak lain
c.        Penyetoran uang ke bank perusahaan
d.       Penerimaan transfer uang dari perusahaan lain
e.       Penambahan giro bank perusahaan.
4)    Dalam analisis kebenaran bukti transaksi dinyatakan transaksi itu benar, apabila salah satunya tercantum apa?
a.       Tercantum jumlah uang
b.       Tercantum jumlah kekayaan
c.        Tercantum nomor bukti
d.       Tercantum tanda tangan pemberi otorisasi
e.       Tercantum penjumlahan vertical yang benar.
5)    Bukti transaksi pembelian dengan kredit berupa apa?
a.       Faktur asli yang diterima dari penjual
b.       Copy faktur yang aslinya dikirim kepada penjual
c.        Nota kredit asli yang diterima dari penjual
d.       Copy nota kredit yang aslinya dikirim kepada penjual
e.       Nota kredit yang diterima dari penjual.

6)       Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini dengan singkat, tapi jelas.
a.    Jelaskan apa kegunaan bukti transaksi.!
b.    Sebutkan data lengkap yang terdapat dalam bukti transaksi.!
c.     Apakah bukti-bukti transaksi itu hanya berbentuk formulir tercetak saja.!
d.    Apakah pencatatan dalam bukti transaksi harus selalu dengan mesin ketik.!
e.    Sebutkan 5 macam bukti transaksi.!
f.     Jelaskan cara menyanalisis kebenaran bukti transaksi.!

7)        Catatlah transaksi CV. Murah Senyum yang dipimpin oleh Tuan Topan dalam formulir bukti transaksi yang telah disediakan.
a.    CV. Murah Senyum membayar dengan check Hutangnya kepada PT. “GALAK” dengan rincian sbb. :
Harga faktur                    = Rp 5.000.000,00
Potongan 2 %                 = Rp    100.000,00
                                      = Rp 4.900.000,00
 (mengisi formulir check dan butki kas keluar pada tanggal
 5 Agustus 1999)

b.    CV. Murah Senyum menerima tagihan tunai, dari Tuan Mario sebagai berikut:
Harga faktur          = Rp 3.000.000,00
Potongan 2 %       = Rp      60.000,00
                            = Rp 2.940.000,00
(Isi formulir kwitansi dan bukti masuk pada tanggal 10 Agustus
  1999)

c.    CV. Murah Senyum menjual barang dagangan dengan kredit kepada Toko Manis, barang-barang sebgai berikut :. :
500 kg bawang merah dengan harga @ Rp 3.250,00 per 1 kg
500 kg bawang putih dengan harga   @ Rp 4.150,00 per  1 kg
750 kg gula pasir dengan harga         @ Rp 2.700,00 per  1 kg
350 kg beras krawang dengan harga @ Rp 2.300,00 per 1 kg
(Mengisi formulir pada tanggal 15 Agustus 1999)
d.    Tuan Topan memerintahkan pada bagian akuntansi untuk membebankan  beban pemakaian perlengkapan sebesar                Rp 450.000,00 (Isi formulir  bukti memorial tanggal 31 Agustus 1989)
e.    CV. Murah Senyum menerima kembali dari Toko Murah (Transaksi No. 3) 250 kg bawang merah karena cepat busuk.
 (Isi formulir nota kredit pada tanggal 18 Agustus 1999)

8)       Buatlah analisis kebenaran bukti transaksi yang telah Anda buat  pada nomor 7 di atas!













D.   Kunci Jawaban Tes Formatif 1

1)  1. S                  2. B              3. S.             4. S.             5. B
2)  1.  b                 2. e              3. a.             4. a.             5. a
3)  Kepuasan bukti transaksi adalah untuk memastikan keabsyahan transkasi dan digunakan sebagai rujukan apabila terjadi kesalahan
1.    Data yang terdapat dalam bukti transaksi :
·         Tanggal terjadinya
·         Jumlah uang
·         Pihak-pihak yang terlibat
2.    Tidak,  bisa berupa kartu-kartu
3.    Tidak,  bisa tulis tangan
4.    Kwitansi, Faktur, Nota kontan, nota kredit, memo
5.    Cara menganalisis kebenaran bukti transaksi :
·         Menghitung kembali angka deretan horizontal (perkalian antara banyak dengan harga satua).
·         Jumlahkan kembali deretan angka-angka vertical (dalam ribuan rupiah).
4) Melakukan Identifikasi formulir yang diperlukan dan diisi dengan cara tulis tangan atau dengan mesin ketik!
No. 8 : Dikerjakan setelah latihan 7 selesai!  Untuk file komplitnya unduh di sini

Semoga bermanfaat....

Kamis, 01 Agustus 2013

SIKLUS AKUNTANSI

Siklus akuntansi adalah serangkaian kegiatan yang diawali dengan transaksi dan berakhir dengan penutupan pembukuan– berakhirnya seluruh proses pencatatan pada periode tertentu, proses ini diulang setiap periode pelaporan. Siklus akuntansi mencakup langkah-langkah sebagai berikut:
  • Mengidentifikasi transaksi.
  • Menyiapkan dokumen sumber transaksi seperti nota pembelian, faktur dll
  • Menganalisis dan mengklasifikasikan transaksi. Langkah ini melibatkan kuantifikasi transaksi dalam bentuk uang, mengidentifikasi account yang terkena dampak dan apakah akun tersebut harus didebet atau dikreditkan.
  • Mencatat transaksi dengan membuat entri di jurnal yang sesuai, seperti jurnal penjualan, jurnal pembelian, jurnal penerimaan kas atau pengeluaran, atau jurnal umum dan entri tersebut dibuat dalam urutan kronologis.
  • Post entri jurnal ke buku besar. Langkah ini dilakukan selama periode akuntansi sebagai transaksi terjadi atau dalam proses batch periodik.
  • Menyiapkan neraca percobaan untuk memastikan bahwa debet kredit sama. Saldo percobaan adalah daftar dari semua buku besar, dengan debet di kolom kiri dan kredit di kolom kanan. Pada titik ini belum ada entri menyesuaikan. Jumlah aktual dari setiap kolom tidak bermakna, yang penting adalah bahwa nilai sama. Kolom seimbang tidak menjamin bahwa tidak ada kesalahan. Misalnya, ada transaksi yang lupa dijurnal atau rekaman dalam account yang salah tidak akan menyebabkan ketidakseimbangan.
  • Memperbaiki perbedaan dalam neraca percobaan. Jika kolom tidak seimbang, mencari kesalahan matematika, kesalahan posting, dan kesalahan perekaman. Kesalahan posting meliputi: posting dari jumlah yang salah, mengabaikan posting, posting di kolom yang salah, atau posting lebih dari sekali.
  • Siapkan jurnal penyesuaian untuk merekam / mencatat transaksi yang masih harus dibayar, ditangguhkan, dan jumlah yang diperkirakan.
  • Posting jurnal penyesuaian ke buku besar.
  • Siapkan neraca saldo disesuaikan. Langkah ini mirip dengan penyusunan neraca percobaan, tapi jurnal penyesuaian sudah ada. Memperbaiki kesalahan yang mungkin ditemukan.
  • Siapkan laporan keuangan, yang terdiri dari Neraca, Laporan Perubahan Ekuitas, Laporan Laba Rugi dan Laporan Arus Kas
  • Siapkan jurnal penutupan yang menutup rekening sementara seperti pendapatan, biaya, keuntungan, dan kerugian.
  • Posting jurnal penutup ke buku besar.
  • Siapkan neraca percobaan setelah penutupan untuk memastikan bahwa debet kredit sama. Pada proses ini, hanya account tetap muncul karena yang sementara telah ditutup.

Minggu, 28 Juli 2013

LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS

Entitas menyajikan laporan perubahan ekuitas yang menunjukkan:
  1. total laba rugi komprehensif selama suatu periode, yang menunjukkan secara terpisah total jumlah yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk dan kepada kepentingan non-pengendali;
  2. untuk tiap komponen ekuitas, pengaruh penerapan retrospektif atau penyajian kembali secara retrospektif yang diakui sesuai dengan PSAK 25;
  3. untuk setiap komponen ekuitas, rekonsiliasi antara jumlah tercatat pada awal dan akhir periode, secara terpisah mengungkapkan masing-masing perubahan yang timbul dari:
  • laba rugi;
  • masing-masing pos pendapatan komprehensif lain; dan
  • transaksi dengan pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik, yang menunjukkan secara terpisah kontribusi dari pemilik dan distribusi kepada pemilik dan perubahan hak kepemilikan pada entitas anak yang tidak menyebabkan hilang pengendalian.
Entitas menyajikan, baik dalam laporan perubahan ekuitas atau dalam catatan atas laporan keuangan, jumlah dividen yang diakui sebagai distribusi kepada pemilik selama periode, dan nilai dividen per saham.

KLASIFIKASI PERSEDIAAN

Istilah persediaan dalam akuntansi ditujukan untuk menyatakan suatu jumlah aktiva berwujud yang memenuhi kriteria (PSAK: Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Indonesia No. 14) yang menyatakan bahwa persediaan adalah aktiva:
a) tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal.
b) dalam proses produksi dan atau perjalanan atau
c) dalam bentuk bahan (atau perlengkapan) untuk digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa.

KLASIFIKASI PERSEDIAAN
Berdasarkan kriteria di atas, persediaan mencakup unsur-unsur sebagai berikut:
a) Barang dagangan yaitu barang yang dibeli oleh perusahaan dari pihak lain dalam kondisi sudah siap untuk dijual tanpa melakukan pemrosesan lebih lanjut. Misalnya persediaan pedagang mobil akan terdiri dari mobil,
persediaan toko bahan makanan akan terdiri dari sayur, daging, makanan/minuman dalam kaleng, bahan roti dan kue, dan lain-lain.

b) Bahan baku adalah barang-barang yang beli oleh perusahaan dalam keadaan harus dikembangkan/diproses lebih lanjut yang akan menjadi bagain utama dari barang jadi. Misalnya untuk memproduksi sepeda maka bahan baku yang dibutuhkan adalah pipa baja.

c) Bahan pembantu adalah barang-barang yang beli oleh perusahaan dalam rangka mendukung proses produksi sampai menjadi barang jadi. Misalnya aksesoris perlengkapan sepeda merupakan bahan pembantu bagi pembuatan sepeda.

d) Barang dalam proses adalah bahan yang sudah dimasukkan dalam suatu proses produksi tetapi belum selesai diolah, sehingga baru menyerap sebagian biaya bahan, biaya tenaga kerja dan biaya pabrik.
Barang dalam proses dapat dilihat ketika anda berkunjung ke sebuah pabrik yang sedang dalam proses produksi, misalnya pipa baja yang sedang diproses dengan mesin agar menjadi bentuk yang diharapkan.

e) Barang jadi adalah produk selesai yang dihasilkan dari suatu pengolahan produk dan telah menyerap biaya bahan, biaya tenaga kerja serta biaya pabrik secara tuntas. Misalnya penyelesaian akhir dari sebuah sepeda sehingga menjadi sepeda yang siap untuk dijual.

PENGENDALIAN INTERNAL PERSEDIAAN
Pengendaian internal atas persediaan merupakan hal yang penting, terutama bagi perusahaan dagang karena nilainya sangat material. Oleh karena itu umumnya perusahaan menerapkan pengendalian internal atas
persediaan sebagai berikut:
  • Perhitungan fisik persediaan dilakukan paling tidak satu tahun sekali, apapun sistem pencatatan persediaan yang digunakan.
  • Membuat prosedur pembelian, penerimaan, dan pengiriman yang seefektif mungkin.
  • Menyimpan persediaan dengan baik, untuk menghindarkan persediaan dari pencurian, kerusakan atau penyusutan nilai persediaan.
  • Membatasi akses persediaan pada orang yang tidak mempunyai akses
  • pada pencatatan persediaan.
  • Menggunakan sistem perpetual untuk persediaan yang mempunyai nilai tinggi.
  • Membeli persediaan dalam jumlah ekonomis.
  • Menyimpan persediaan dalam jumlah yang memadai sehingga menghindari terjadi kekurangan persediaan yang menyebabkan hilangnya penjualan namun juga tidak menyimpan persediaan terlalu banyak sehingga menimbun dana pada persediaan.
Penghitungan fisik setidaknya setiap tahun harus dilakukan karena kita akan dapat mengetahui secara pasti jumlah persediaan yang masih ada di tangan. Hal ini perlu karena sistem akuntansi yang baik pun masih mungkin terjadi kesalahan, misalnya karena ketidaksengajaan terjadi kesalahan pencatatan. Oleh karena itu penghitungan fisik persediaan dimaksudkan untuk mengoreksi kesalahan tersebut. Jika terjadi kesalahan pencatatan maka akan dibuat penyesuaian sehingga pada akhirnya saldo persediaan menurut pencatatan akan sama dengan perhitungan fisik. Pemisahan antara pegawai yang menangani persediaan dari catatan
akuntansi merupakan hal yang penting, karena petugas yang mempunyai akses pada persediaan dan juga akuntansinya akan dapat mencuri barang dari gudang dan mengubah catatan akuntansinya untuk menutupi kecurangannya. Sistem persediaan yang terkomputerisasi dapat membantu perusahaan
menjaga jumlah persediaan sehingga tidak kekurangan dan tidak pula terlalu banyak.
Kepemilikan Persediaan Suatu barang dikatakan sebagai persediaan jika barang tersebut benarbenar dimiliki oleh perusahaan tanpa memandang lokasi persediaan tersebut. Agar dapat disusun laporan keuangan secara wajar, maka harus ditentukan apakah suatu elemen persediaan sudah secara sah menjadi hak milik perusahaan.
Masalah yang mungkin terjadi pada akhir periode dalam rangka menentukan status kepemilikan persediaan, yakni antara lain:
a) Barang dalam perjalanan
Masalah yang timbul apabila barang masih dalam perjalanan adalah sulitnya menentukan apakah barang tersebut masih menjadi hak milik penjual atau sudah menjadi hak milik pembeli. Oleh karena itu dalam menentukan saldo persediaan untuk satu periode perusahaan harus mencatat jumlah barang dagangan dalam perjalanan.

b) Barang Konsinyasi
Perjanjian konsinyasi mengijinkan suatu perusahaan lain untuk menyimpan persediaan dalam gudang mereka namun mereka tidak harus membeli persediaan tersebut. Dengan perjanjian ini, pemasok memberikan persediaan untuk dijual kembali dengan menahan kepemilikan persediaan sampai terjualnya persediaan tersebut.

SISTEM PENCATATAN PERSEDIAAN

Untuk dapat menetapkan nilai persediaan pada akhir periode dan menetapkan biaya persediaan selama satu periode, sistem persediaan yang digunakan adalah:
1. Sistem Periodik yaitu pada setiap akhir periode dilakukan perhitungan secara phisik untuk menentukan jumlah persediaan akhir. Perhitungan tersebut meliputi pengukuran dan penimbangan barangbarang yang ada pada akhir suatu periode untuk kemudian dikalikan dengan suatu tingkat harga/biaya. Perusahaan yang menerapkan sistem periodik umumnya memiliki karakteristik persediaan yang beraneka ragam namun nilainya relatif kecil. Sebagai ilustrasi adalah kios majalah di sebuah pusat perkantoran dan pertokoan yang menjual berbagai jenis majalah, koran, alat tulis, aksesoris handphone, dan gantungan kunci. Jenis persediaan beraneka ragam namun nilainya relatif kecil sehingga tidaklah efisien jika harus mencatat setiap transaksi yang nilainya kecil namun frekuensi transaksi tinggi. Meskipun demikian sebenarnya pada saat ini alasan tersebut dapat diabaikan dengan adanya teknologi komputer yang meMudahkan pencatatan transaksi dengan frekuensi tinggi, misalnya seperti di toko retail.

2. Sistem Permanen yaitu melakukan pembukuan atas persediaan secara terus menerus yaitu dengan membukukan setiap transaksi persediaan baik pembelian maupun penjualan. Sistem perpetual ini seringkali digunakan dalam hal persediaan memiliki nilai yang tinggi untuk mengetahui posisi persediaan pada suatu waktu sehingga perusahaan dapat mengatur pemesanan kembali persediaan pada saat mencapai jumlah tertentu. Misalnya persediaan alat rumah tangga elektronik (mesin cuci, kulkas, microwave)

Perbedaan penggunaan kedua metode adalah pada akun yang digunakan untuk mencatat pembelian persediaan. Pada system pencatatan periodik pembelian persediaan dicatat dengan mendebit akun pembelian sehingga pada kahir periode akan dilakukan penyesuaian untuk mencatat harga pokok barang yang dijual dan melaporkan nilai persediaan pada akhir periode.
Contoh, pembelian secara tunai selama tahun 2011 senilai
Rp1.000.000,00. Persediaan akhir periode 2010 adalah Rp250.000,00.
Perhitungan fisik menunjukkan saldo persediaan pada akhir 2011 adalah
Rp300.000,00. Maka jurnal yang dibuat sbb:
Pembelian                                                 1.000.000,-
         Kas                                                                         1.000.000,-
(mencatat pembelian persediaan selama tahun2002)

Jurnal penyesuaian yang dibuat:
Harga pokok persediaan yang dijual             250.000,-
         Persediaan (awal)                                                       250.000,-
(menyesuaikan persediaan awal periode)

Harga pokok persediaan yang dijual           1.000.000,-
          Pembelian                                                              1.000.000,-
(menyesuaikan pembelian persediaan terhadap harga pokok)
Persediaan (akhir)                                         300.000,-
          Harga pokok persediaan yang dijual                        300.000,-
(menyesuaikan persediaan akhir periode)

Apabila perusahaan menggunakan system perpertual maka tidak diperlukan jurnal penyesuain seperti di atas karena pembelian dan penjualan langsung dicatat ke akun persediaan sehingga harga pokok persediaan yang dijual maupun nilai persediaan akhir sudah tercermin dalam buku besar.
Persediaan                                                1.000.000,-
       Kas                                                                        1.000.000,-
(mencatat pembelian persediaan selama tahun 2002)
Harga pokok persediaan yang dijual             950.000,-
       Persediaan                                                                 950.000
(mencatat harga pokok barang yang dijual)*
* perhitungan harga pokok barang yang dijual = 250.000+1.000.000-300.000

AKUNTANSI DAGANG (METODE FISIK)

Perusahaan dagang adalah perusahaan yang kegiatan utamanya melakukan transaksi
beli dan jual barang dagangan.
Barang dagangan adalah aktiva atau barang yang dibeli dengan tujuan dijual kembali.
Transaksi-transaksiyang terjadi pada perusahaan dagang secara garis besar terdiri
dari:
1. Transaksi pembelian barang dagangan
2. Transaksi penjualan barang dagangan

 Transaksi Pembelian barang dagangan
Yaitu transaksi pembelian barang dagangan; dicatat kedalam rekening pembelian
barang dagangan. Transaksi pembelian barang dagangan terdiri dari:
1. Pembelian Tunai
Yaitu pembelian barang dagangan secara tunai/cash.
Contoh: Dibeli barang dagangan tunai sebesar Rp. 1.000.000,- Jurnalnya:
Pembelian barang dagangan    Rp. 1.000.000,-
      Kas                                                     Rp. 1.000.000,-.

2. Pembelian Kredit
Yaitu pembelian barang dagangan dengan pembayaran bertempo/ hutang.
Contoh: Dibeli barang dagangan kredit sebesar Rp. 1.000.000,- Jurnalnya:
Pembelian barang dagangan        Rp. 1.000.000,-
       Utang Dagang                                      Rp. 1.000.000,-.

3. Pembelian Sebagian Tunai dan Sebagian Kredit
Yaitu pembelian barang dagangan dengan pembayaran sebagian tunai dan
sebagian kredit. Contoh: Dibeli barang dagangan sebesar Rp.3.000.000,- dibayar
tunai Rp.1.000.000,-sisanya dibayar tempo 2 minggu Jurnalnya:
Pembelian barang dagangan      Rp. 3.000.000,-
         Kas                                                         Rp. 1.000.000,-
         Utang Dagang                                          Rp. 2.000.000,-

4. Pembelian dengan syarat pembayaran
Yaitu pembelian barang dagangan dengan syarat pembayaran yang disepakatai
oleh pembeli dan penjual seperti 2/10, n/30, 5/15,/30 dll.
Arti 2/10, n/30 adalah pembeli akan mendapatkan potongan sebesar 2 % apabila
pembeli melakukan pembayaran dalam waktu 10 hari setelah tanggal faktur/
transaksi dan apabila pembayaran dilakukan setelah 10 hari tidak mendapatkan
potongan.Jatuh tempo pembayaran adalah selama 30 hari.
Contoh: Tanggal 1/1 Dibeli barang dagangan sebesar Rp.3.000.000,- dengan
syarat 2/10, n/30. Jurnalnya:
Pembelian barang dagangan             Rp. 3.000.000,-
        Utang Dagang                                              Rp. 3.000.000,-.
Jika pembayaran dilakukan pada tanggal 9/1, maka pembeli akan mendapatkan
potongan pembelian saat pembayaran yaitu 2% x Rp. 3.000.000,- = Rp. 60.000,-
dan jurnalnya:
Utang Dagang                                Rp. 3.000.000,-
        Potongan pembelian                                    Rp. 60.000,-
        Kas                                                       Rp. 2.940.000,-.
Jika pembayaran dilakukan pada tanggal 15/1, maka pembeli tidak mendapatkan
potongan karena lebih dari 10 hari. Jurnal saat pembayaran:
Utang Dagang                              Rp. 3.000.000,-
         Kas                                                       Rp. 3.000.000,-.

5. Retur Pembelian
Yaitu pengembalian (retur) barang yang telah dibeli karena barang yang
diterima rusak, cacat atau tidak sesuai pesanan.
Contoh: Tgl. 2/1 Dikembalikan barang yang telah dibeli tgl 1/1 sebesar Rp.
300.000,- karena rusak. Jurnalnya:
Utang Dagang                           Rp. 300.000,-
         Retur Pembelian                                 Rp. 300.000,-.
Jika saat pembelian tunai maka yang didebet rekening kas.

6. Biaya Angkut Pembelian
Yaitu pengeluaran ongkos angkut pembelian atas pembelian barang dimana
ongkos angkut ditanggung oleh pembeli.
Contoh: Atas pembelian tgl. 1/1 dikenakan ongkos angkut sebesar Rp. 50.000,-.
Jurnalnya:
Biaya Angkut Pembelian            Rp. 50.000,-.
         Kas                                                    Rp. 50.000,-.

3.2. Transaksi Penjualan Barang Dagangan
Yaitu transaksi penjualan barang dagangan; dicatat kedalam rekening penjualan
barang dagangan. Transaksi penjualan barang dagangan terdiri dari:
1. Penjualan Tunai
Yaitu penjualan barang dagangan secara tunai/cash.
Contoh: Dijual barang dagangan tunai sebesar Rp. 1.000.000,- Jurnalnya:
Kas                                       Rp. 1.000.000,-
         Penjualan Barang Dagangan                      Rp. 1.000.000,-.

2. Penjualan Kredit
Yaitu Penjualan `barang dagangan dengan pembayaran bertempo/ piutang.
Contoh: Dijual barang dagangan kredit sebesar Rp. 1.000.000,- Jurnalnya:
Piutang Dagang                       Rp. 1.000.000,-
        Penjualan Barang Dagangan                  Rp. 1.000.000,-.

3. Penjualan Barang Dagangan Sebagian Tunai dan Sebagian Kredit
Yaitu Penjualan Barang Dagangan dengan pembayaran sebagian tunai dan
sebagian kredit. Contoh: Dijual barang dagangan sebesar Rp.3.000.000,- dibayar
tunai Rp.1.000.000,-sisanya dibayar tempo 2 minggu Jurnalnya:
Kas                                  Rp. 1.000.000,-
Piutang Dagang                 Rp. 2.000.000,-
         Penjualan Barang Dagangan          Rp. 3.000.000,-

4. Penjualan dengan syarat pembayaran
Yaitu Penjualan barang dagangan dengan syarat pembayaran yang disepakatai
oleh pembeli dan penjual seperti 2/10, n/30, 5/15,/30 dll.
Arti 2/10, n/30 adalah pembeli akan mendapatkan potongan sebesar 2 % apabila
pembeli melakukan pembayaran dalam waktu 10 hari setelah tanggal faktur/
transaksi dan apabila pembayaran dilakukan setelah 10 hari tidak mendapatkan
potongan.Jatuh tempo pembayaran adalah selama 30 hari.
Contoh: Tanggal 1/1 Dijual barang dagangan sebesar Rp.3.000.000,- dengan
syarat 2/10, n/30. Jurnalnya:
Piutang Dagang                   Rp. 3.000.000,-
        Penjualan Barang Dagangan            Rp. 3.000.000,-.
Jika pembayaran dilakukan pada tanggal 9/1, maka penjual akan memberikan
potongan penjualan saat pembayaran yaitu 2% x Rp. 3.000.000,- = Rp. 60.000,-
dan jurnalnya:
Kas                                  Rp. 2.940.000,-
Potongan Penjualan           Rp. 60.000,-
         Piutang Dagang                                 Rp. 3.000.000,-
Jika pembayaran dilakukan pada tanggal 15/1, maka penjual tidak akan
memberikan potongan karena lebih dari 10 hari. Jurnal saat pembayaran:
Kas                                   Rp. 3.000.000,-
         Piutang Dagang                                Rp. 3.000.000,-.

5. Retur Penjualan
Yaitu penerimaan (retur) barang yang telah dijual karena barang yang diterima
pembeli rusak, cacat atau tidak sesuai pesanan.
Contoh: Tgl. 2/1 Diterima barang yang telah dijual tgl 1/1 sebesar Rp. 300.000,-
karena rusak. Jurnalnya:
Retur Penjualan                  Rp. 300.000,-
          Piutang Dagang                                     Rp. 300.000,-.
Jika saat penjualan tunai maka yang dikredit rekening kas.

6. Biaya Angkut Penjualan
Yaitu pengeluaran ongkos angkut penjualan atas penjualan barang dimana
ongkos angkut ditanggung oleh penjual.
Contoh: Atas penjualan tgl. 1/1 dikenakan ongkos angkut sebesar Rp. 50.000,-.
Jurnalnya:
Biaya Angkut Penjualan         Rp. 50.000,-.
          Kas                                                        Rp. 50.000,-.

AKUNTANSI DAGANG (METODE PERPETUAL)

Perusahaan dagang adalah perusahaan yang kegiatan utamanya melakukan transaksi
beli dan jual barang dagangan.
Barang dagangan adalah aktiva atau barang yang dibeli dengan tujuan dijual kembali.
Transaksi-transaksiyang terjadi pada perusahaan dagang secara garis besar terdiri
dari:
Transaksi pembelian barang dagangan
Transaksi penjualan barang dagangan

Transaksi Pembelian barang dagangan
Yaitu transaksi pembelian barang dagangan; dicatat kedalam rekening pembelian
barang dagangan. Transaksi pembelian barang dagangan terdiri dari:
1. Pembelian Tunai
Yaitu pembelian barang dagangan secara tunai/cash.
Contoh: Dibeli barang dagangan tunai sebesar Rp. 1.000.000,- Jurnalnya:
Persediaan barang dagangan Rp. 1.000.000,-
         Kas                                                 Rp. 1.000.000,-.
2. Pembelian Kredit
Yaitu pembelian barang dagangan dengan pembayaran bertempo/ hutang.
Contoh: Dibeli barang dagangan kredit sebesar Rp. 1.000.000,- Jurnalnya:
Persediaan barang dagangan Rp. 1.000.000,-
          Hutang Dagang                                  Rp. 1.000.000,-.
3. Pembelian Sebagian Tunai dan Sebagian Kredit
Yaitu pembelian barang dagangan dengan pembayaran sebagian tunai dan
sebagian kredit. Contoh: Dibeli barang dagangan sebesar Rp.3.000.000,- dibayar
tunai Rp.1.000.000,-sisanya dibayar tempo 2 minggu Jurnalnya:
Pesediaan barang dagangan Rp. 3.000.000,-
        Kas                                           Rp. 1.000.000,-
         Utang Dagang                           Rp. 2.000.000,-
4. Pembelian dengan syarat pembayaran
Yaitu pembelian barang dagangan dengan syarat pembayaran yang disepakatai
oleh pembeli dan penjual seperti 2/10, n/30, 5/15,/30 dll.
Arti 2/10, n/30 adalah pembeli akan mendapatkan potongan sebesar 2 % apabila
pembeli melakukan pembayaran dalam waktu 10 hari setelah tanggal faktur/
transaksi dan apabila pembayaran dilakukan setelah 10 hari tidak mendapatkan
potongan.Jatuh tempo pembayaran adalah selama 30 hari.
Contoh: Tanggal 1/1 Dibeli barang dagangan sebesar Rp.3.000.000,- dengan
syarat 2/10, n/30. Jurnalnya:
Pesediaan barang dagangan Rp. 3.000.000,-
           Utang Dagang                            Rp. 3.000.000,-.
Jika pembayaran dilakukan pada tanggal 9/1, maka pembeli akan mendapatkan
potongan pembelian saat pembayaran yaitu 2% x Rp. 3.000.000,- = Rp. 60.000,-
dan jurnalnya:
Utang Dagang Rp. 3.000.000,-
           Persediaan Barang Dagangan      Rp. 60.000,-
            Kas                                      Rp. 2.940.000,-.
Jika pembayaran dilakukan pada tanggal 15/1, maka pembeli tidak mendapatkan
potongan karena lebih dari 10 hari. Jurnal saat pembayaran:
Utang Dagang                  Rp. 3.000.000,-
         Kas                                             Rp. 3.000.000,-.

5. Retur Pembelian
Yaitu pengembalian (retur) barang yang telah dibeli karena barang yang
diterima rusak, cacat atau tidak sesuai pesanan.
Contoh: Tgl. 2/1 Dikembalikan barang yang telah dibeli tgl 1/1 sebesar Rp.
300.000,- karena rusak. Jurnalnya:
Hutang Dagang                                 Rp. 300.000,-
           Persediaan Barang Dagangan                     Rp. 300.000,-.
Jika saat pembelian tunai maka yang didebet rekening kas.

6. Biaya Angkut Pembelian
Yaitu pengeluaran ongkos angkut pembelian atas pembelian barang dimana
ongkos angkut ditanggung oleh pembeli.
Contoh: Atas pembelian tgl. 1/1 dikenakan ongkos angkut sebesar Rp. 50.000,-.
Jurnalnya:
Persediaan Barang Dagangan Rp. 50.000,-.
         Kas                                                    Rp. 50.000,-.

Transaksi Penjualan Barang Dagangan
Yaitu transaksi penjualan barang dagangan; dicatat kedalam rekening penjualan
barang dagangan. Transaksi penjualan barang dagangan terdiri dari:
1. Penjualan Tunai
Yaitu penjualan barang dagangan secara tunai/cash.
Contoh: Dijual barang dagangan tunai sebesar Rp. 1.000.000,- HPP sebesar
Rp.800.000,- Jurnalnya:
Kas                                            Rp. 1.000.000,-
          Penjualan Barang Dagangan                Rp. 1.000.000,-.
Harga Pokok Penjualan               Rp. 800.000,-
          Persediaan Barang Dagangan               Rp. 800.000,-

2. Penjualan Kredit
Yaitu Penjualan `barang dagangan dengan pembayaran bertempo/ piutang.
Contoh: Dijual barang dagangan kredit sebesar Rp. 1.000.000,- HPP sebesar
Rp.800.000,- Jurnalnya:
Piutang Dagang                   Rp. 1.000.000,-
          Penjualan Barang Dagangan                Rp. 1.000.000,-.
Harga Pokok Penjualan        Rp. 800.000,-
          Persediaan Barang Dagangan             Rp. 800.000,-
3. Penjualan Barang Dagangan Sebagian Tunai dan Sebagian Kredit
Yaitu Penjualan Barang Dagangan dengan pembayaran sebagian tunai dan
sebagian kredit. Contoh: Dijual barang dagangan sebesar Rp.3.000.000,- HPP
sebesar Rp.2.500.000,- dibayar tunai Rp.1.000.000,-sisanya dibayar tempo 2
minggu Jurnalnya:
Kas                                   Rp. 1.000.000,-
Piutang Dagang                  Rp. 2.000.000,-
            Penjualan Barang Dagangan          Rp. 3.000.000,-
Harga Pokok Penjualan       Rp. 2.500.000,-
             Persediaan Barang Dagangan Rp. 2.500.000,-

4. Penjualan dengan syarat pembayaran
Yaitu Penjualan barang dagangan dengan syarat pembayaran yang disepakatai
oleh pembeli dan penjual seperti 2/10, n/30, 5/15,/30 dll.
Arti 2/10, n/30 adalah pembeli akan mendapatkan potongan sebesar 2 % apabila
pembeli melakukan pembayaran dalam waktu 10 hari setelah tanggal faktur/
transaksi dan apabila pembayaran dilakukan setelah 10 hari tidak mendapatkan
potongan.Jatuh tempo pembayaran adalah selama 30 hari.
Contoh: Tanggal 1/1 Dijual barang dagangan sebesar Rp.3.000.000,- HPP
sebesar Rp.2.500.000,- dengan syarat 2/10, n/30. Jurnalnya:
Piutang Dagang                  Rp. 3.000.000,-
           Penjualan Barang Dagangan            Rp. 3.000.000,-.
Harga Pokok Penjualan          Rp. 2.500.000,-
          Persediaan Barang Dagangan                 Rp. 2.500.000,-
Jika pembayaran dilakukan pada tanggal 9/1, maka penjual akan memberikan
potongan penjualan saat pembayaran yaitu 2% x Rp. 3.000.000,- = Rp. 60.000,-
dan jurnalnya:
Kas                                   Rp. 2.940.000,-
Potongan Penjualan            Rp. 60.000,-
          Piutang Dagang                                   Rp. 3.000.000,-
Jika pembayaran dilakukan pada tanggal 15/1, maka penjual tidak akan
memberikan potongan karena lebih dari 10 hari. Jurnal saat pembayaran:
Kas                                  Rp. 3.000.000,-
             Piutang Dagang                                Rp. 3.000.000,-.
5. Retur Penjualan
Yaitu penerimaan (retur) barang yang telah dijual karena barang yang diterima
pembeli rusak, cacat atau tidak sesuai pesanan.
Contoh: Tgl. 2/1 Diterima barang yang telah dijual tgl 1/1 sebesar Rp. 300.000,-
HPP sebesar Rp. 250.000,- karena rusak. Jurnalnya:
Retur Penjualan                   Rp. 300.000,-
             Piutang Dagang                           Rp. 300.000,-.
Persediaan Barang dagangan Rp. 250.000,-
             Harga Pokok Penjualan                Rp. 250.000,-
Jika saat penjualan tunai maka yang dikredit rekening kas.
6. Biaya Angkut Penjualan
Yaitu pengeluaran ongkos angkut penjualan atas penjualan barang dimana
ongkos angkut ditanggung oleh penjual.
Contoh: Atas penjualan tgl. 1/1 dikenakan ongkos angkut sebesar Rp. 50.000,-.
Jurnalnya:
Biaya Angkut Penjualan           Rp. 50.000,-.
              Kas                                               Rp. 50.000

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Buy Coupons