Sabtu, 30 Juli 2016

TEMBUNG SAROJA

Kawruh basa jawa
Tembung saroja yaiku tembung loro sing padha tegese utawa meh padha dianggo bebarengan.


Panganggone Tembung Saroja :
  1.  Wong Jawa pranyata nduweni kabudayan kang adi luhung.
  2. Pegaweyane mung angkat junjung, apa bisa nyukupi kebutuhane kulawargane ?
  3. Direwangi njungkir njempalik meksa ora bisa cukup kanggo mangan saben dinane.
  4. Dedeg piadege gedhe dhuwur tur gagah prakosa.
  5. Satriya ing Madukara iya raden Harjuna pranyata satriya kang sekti mandraguna.    Tembung saroja :
1.   Adi luhung 1.  Jejel riyel 1. Remuk rempu
2.   Ajur mumur 2.  Jungkir walik 2. Sabar drana
3.   Amrik minging 3.  Kadang kadeyan 3. Sambat sebut
4.   Andhap asor 4.  Kadhang kala 4. Sapa aruh
5.   Angkat junjung 5.  Kajen karingan 5. Sato kewan
6.   Arum wangi 6.  Kasep lalu 6. Sayuk rukun
7.   Asih tresna 7.  Kepalu kepenthung 7. Sembah sujud
8.   Babak belur 8.  Kepalu ketutu 8. Sembah sungkem
9.   Babak bundhas 9.  Kesampar kesandhung 9. Setya tuhu
10.  Bagas waras 10.  Kocap kacarita 10.  Sisik melik
11.  Bala koswa 11.  Kongas ngambar 11.  Sisip sembir
12.  Baya pakewuh 12.  Kukuh bakuh 12.  Solah bawa
13.  Bayu bajra 13.  Labuh labet 13.  Solah tingkah
14.  Bibit kawit 14.  Lagak lageyan 14.  Sotya retna
15.  Bojana andrawina 15.  Lagak lagu 15.  Suka rena
16.  Budi pakarti 16.  Lalu lunges 16.  Tambal sulam
17.  Campur adhuk 17.  Lega lila 17.  Tandang grayang
18.  Campur bawur 18.  Lir pendah 18.  Tandang tanduk
19.  Candhak cekel 19.  Malang megung 19.  Tanem tuwuh
20.  Colong jupuk 20.  Mobah mosik 20.  Tapa brata
21.  Dana driyah 21.  Mudha dama 21.  Tata karma
22.  Dana weweh 22.  Mudha pinging 22.  Tata rakit
23.  Dhawuh pangandika 23.  Mudha punggung 23.  Tata trapsila
24.  Dhawuh timbalan 24.  Mudha taruna 24.  Tedheng aling-aling
25.  Dhedhep tidhem 25.  Mukti wibawa 25.  Teguh santosa
26.  Dhodhok seleh 26.  Mula buka 26.  Tepa palupi
27.  Donga puji 27.  Mulang muruk 27.  Tepa tuladha
28.  Edi peni 28.  Murub mubyar 28.  Terang trawaca
29.  Gagah prakosa 29.  Nistha papa 29.  Tindak tanduk
30.  Galap gangsul 30.  Njarah rayah 30.  Tingkah laku
31.  Gandhes luwes 31.  Nyampar nyandhung 31.  Ubeng inger
32.  Gendhon rukon 32.  Owah gingsir 32.  Undha usuk
33.  Gilir gumanti 33.  Papa cintraka 33.  Utang selang
34.  Girang gumuyu 34.  Pasang rakit 34.  Wadya bala
35.  Godha rencana 35.  Puji pandonga 35.  Watak wantu
36.  Guyub rukun 36.  Rahayu slamet 36.  Welas asih
37.  Iguh pratikel 37.  Rame gumuruh 37.  Wiring isin
38.  Jalma manungsa 38.  Rebut dhucung 38.  Wor suh
39.  Japa mantra 39.  Reka daya 39.  Wulang wuruk
40.  Jebat kasturi


sumber : Pepak ....

SISTEM PERNAPASAN MANUSIA

Istilah bernapas, seringkali diartikan dengan respirasi, walaupun secara harfiah sebenarnya kedua istilah tersebut berbeda. Pernapasan (breathing) artinya menghirup dan menghembuskan napas. Oleh karena itu, bernapas diartikan sebagai proses memasukkan udara dari lingkungan luar ke dalam tubuh dan mengeluarkan udara sisa dari dalam tubuh ke lingkungan. Sementara, respirasi (respiration) berarti suatu proses pembakaran (oksidasi) senyawa organik (bahan makanan) di dalam sel sehingga diperoleh energi.

Energi yang dihasilkan dari respirasi sangat menunjang sekali untuk melakukan beberapa aktifitas, misalnya saja, mengatur suhu tubuh, pergerakan, pertumbuhan dan reproduksi. Oleh karena itu, kegiatan pernapasan dan respirasi sebenarnya saling berhubungan.

Udara lingkungan dapat dihirup masuk ke dalam tubuh makhluk hidup melalui dua cara, yakni pernapasan secara langsung dan pernapasan tak langsung. Pengambilan udara secara langsung dapat dilakukan oleh permukaan tubuh lewat proses difusi. Sementara udara yang dimasukan ke dalam tubuh melalui saluran pernapasan dinamakan pernapasan tidak langsung. Saat kita bernapas, udara diambil dan dikeluarkan melalui paruparu. Dengan lain kata, kita melakukan pernapasan secara tidak langsung lewat paru-paru. Walaupun begitu, proses difusi pada pernapasan langsung tetap terjadi pada paru-paru. Bagian paru-paru yang mengalami proses difusi dengan udara yaitu gelembung halus kecil disebut alveolus. Oleh karena itu, berdasarkan proses terjadinya pernapasan, manusia mempunyai dua tahap mekanisme pertukaran gas. Pertukaran gas oksigen dan karbon dioksida yang dimaksud yakni mekanisme pernapasan eksternal dan internal.

1. Pernafasan Eksternal
Ketika kita menghirup udara dari lingkungan luar, udara tersebut akan masuk ke dalam paru-paru. Udara masuk yang mengandung oksigen tersebut akan diikat darah lewat difusi. Pada saat yang sama, darah yang mengandung karbondioksida akan dilepaskan ke udara. Proses pertukaran oksigen (O2) dan karbondioksida (CO2) antara udara dan darah dalam paru-paru dinamakan pernapasan eksternal.

Saat sel darah merah (eritrosit) masuk ke dalam kapiler paru-paru, sebagian besar CO2yang diangkut berbentuk ion bikarbonat (HCO- 3). Dengan bantuan enzim karbonat anhidrase, karbondioksida (CO2) dan air (H2O) yang tinggal sedikit dalam darah akan segera berdifusi keluar. Seketika itu juga, hemoglobin tereduksi (yang disimbolkan HHb) melepaskan ion-ion hidrogen (H+) sehingga hemoglobin (Hb)-nya juga ikut terlepas. Kemudian, hemoglobin akan berikatan dengan oksigen (O2) menjadi oksihemoglobin (disingkat HbO2)

2. Pernafasan Internal
Berbeda dengan pernapasan eksternal, proses terjadinya pertukaran gas pada pernapasan internal berlangsung di dalam jaringan tubuh. Proses pertukaran oksigen dalam darah dan karbondioksida tersebut berlangsung dalam respirasi seluler. Setelah oksihemoglobin (HbO2) dalam paru-paru terbentuk, oksigen akan lepas, dan selanjutnya menuju cairan jaringan tubuh. Oksigen tersebut akan digunakan dalam proses metabolisme sel.

Proses masuknya oksigen ke dalam cairan jaringan tubuh juga melalui proses difusi. Proses difusi ini terjadi karena adanya perbedaan tekanan oksigen dan karbondioksida antara darah dan cairan jaringan. Tekanan oksigen dalam cairan jaringan lebih rendah dibandingkan oksigen yang berada dalam darah. Oleh karena itu, oksigen dalam darah mengalir menuju cairan jaringan.

Sementara itu, tekanan karbondioksida pada darah lebih rendah daripada cairan jaringan. Akibatnya karbondioksida yang terkandung dalam sel-sel tubuh berdifusi ke dalam darah. Karbondioksida yang diangkut oleh darah dan sebagian kecil karbondioksida akan berikatan bersama hemoglobin membentuk karboksi hemoglobin (HbCO2).

C. Lembar Kerja

Ujilah perubahan denyut nadi dan peningkatan suhu setelah menjalani aktivitas ringan!
D. Alat dan Bahan
     Thermometer suhu badan

E. Langkah Kerja
  1. Ukur suhu badan anda dengan menempelkan ujung reservoir thermometer badan pada ketiak selama kurang lebih 5 menit.
  2. Hitung denyut nadi anda dalam kurun waktu satu menit.
  3. Lakukan aktivitas fisik dengan lari-lari di tempat kira-kira 2 menit.
  4. Ulangu mengukur suhu badan dan denyut nadi.
  5. Lakukan analisis mengapa terjadi peningkatan suhu dan denyut nadi!

Kamis, 21 Juli 2016

Tata Cara Wudhu Nabi

Tata Cara Wudu Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam

1. Niat dan Baca Basmalah
Jika seorang muslim akan berwudu, maka hendaklah ia niat dengan hatinya, kemudian membaca:
بِسْمِ اللَّهِ
“Dengan Nama Allah.”
Berdasarkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:
لاَ وُضُوءَ لِمَنْ لَمْ يَذْكُرِ اسْمَ اللَّهِ عَلَيْهِ
“Tidak (sempurna) wudu seseorang yang tidak menyebut nama Allah (membaca bismillaah).” (HR. Ahmad, Abu Daud, Ibn Majah, dan dishahihkan Ahmad Syakir)
Namun apabila seseorang lupa membaca basmalah, maka wudhunya tetap sah, tidak batal.
 2. Membasuh Telapak Tangan
Kemudian disunahkan membasuh telapak tangan tiga kali sebelum memulai wudu sambil menyela-nyelai jari-jemari.

3. Berkumur-Kumur
Kemudian berkumur-kumur, yakni memutar-mutar air di dalam mulut, kemudian mengeluarkannya.

4. Istinsyaq dan Istintsar
Kemudian istinsyaq, yakni menghirup air ke hidung dengan nafasnya, lalu mengeluarkannya kembali. Hiruplah air dari tangan kanan, lalu keluarkan dengan memegang hidung dengan tangan kiri.
Disunahkan untuk istinsyaq dengan kuat, kecuali jika sedang berpuasa, karena dikhawatirkan air akan masuk ke perut.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
وَبَالِغْ فِى الاِسْتِنْشَاقِ إِلاَّ أَنْ تَكُونَ صَائِمًا
“Bersungguh-sungguhlah (lakukanlah dengan kuat) ketika istinsyaq, kecuali jika engkau sedang berpuasa.” (HR. Ahmad, Hakim, Baihaqi, dan disahihkan Ibnu Hajar).

5. Membasuh Wajah
Kemudian membasuh wajah. Adapun batasan wajah adalah:
  • · Panjangnya mulai dari awal tempat tumbuh rambut kepala hingga dagu tempat tumbuh jenggot.
  • · Lebarnya dari telinga kanan hingga ke telinga kiri.
  • · Rambut yang ada di wajah, dan kulit di bawahnya wajib dibasuh, jika rambut itu tipis.
Adapun jika rambut itu tebal, maka wajib dibasuh bagian permukaannya saja dan disunnahkan untuk menyela-nyelainya (dengan jari-jemari).
Ini berdasarkan perbuatan Nabi shallallahu alaihi wa sallam yang menyela-nyelai jenggotnya ketika wudhu.

6. Membasuh Kedua Tangan
Kemudian membasuh kedua tangan, berikut kedua siku, berdasarkan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
وَأَيْدِيَكُمْ إِلَى الْمَرَافِقِ
“Dan (basuhlah) tanganmu sampai ke siku.” (QS. Al-Maidah: 6)
Atau dimulai dari siku hingga ke ujung jari.

7. Mengusap Kepala dan Kedua Telinga
Kemudian mengusap kepala dan kedua telinga satu kali. Ini dilakukan mulai dari depan kepala, lalu (kedua tangan) diusapkan hingga sampai ke bagian belakang kepala (tengkuk), kemudian kembali lagi mengusapkan tangan hingga bagian depan kepala.
Kemudian mengusap kedua telinga dengan air yang tersisa di tangan bekas mengusap kepala.

8. Membasuh Kedua Kaki
Kemudian membasuh kedua kaki, sampai kedua mata kaki, berdasarkan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
وَأَرْجُلَكُمْ إِلَى الْكَعْبَيْنِ
“Dan (basuh) kedua kakimu sampai kedua mata kaki…” (QS. Al-Maidah: 6)
Mata kaki adalah tulang yang menonjol di bagian bawah betis.
Kedua mata kaki wajib dibasuh bersamaan dengan membasuh kaki.
  • · Orang yang tangan atau kakinya terputus, maka ia hanya diwajibkan membasuh bagian anggota badan yang tersisa, yang masih wajib dibasuh. Misal: putus sampai pergelangan, maka dia wajib membasuh hastanya sampai ke siku.
  • · Apabila tangan atau kakinya seluruhnya terputus, maka ia hanya wajib membasuh ujungnya saja.
9. Membaca Doa
Setelah selesai wudhu, kemudian membaca (doa):
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ ، اللَّهُمَّ اجْعَلْنِي مِنَ التَّوَّابِينَ ،
وَاجْعَلْنِي مِنَ الْمُتَطَهِّرِين
“Aku bersaksi bahwa tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan rasul-Nya. Ya Allah, jadikanlah aku termasuk orang-orang yang bertaubat, dan jadikanlah pula aku termasuk orang-orang yang membersihkan diri.” (HR. Muslim, tanpa tambahan: Allahummajlnii… dan Turmudzi dengan redaksi lengkap).

10. Wudu Secara Tertib
Orang yang berwudu wajib membasuh anggota-anggota wudunya secara berurutan (tertib dan runut, yakni jangan menunda-nunda membasuh suatu anggota wudu hingga anggota wudu yang sudah dibasuh sebelumnya mengering.

11. Mengeringkan Dengan Handuk
Dibolehkan mengeringkan anggota-anggota wudu (dengan handuk dan yang lainnya) setelah wudunya selesai.

Sunah-sunah Wudu

1. Disunahkan bersiwak (gosok gigi) ketika berwudu, yakni sebelum memulai wudu, berdasarkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:
لَوْلاَ أَنْ أَشُقَّ عَلَى أُمَّتِي أَوْ عَلَى النَّاسِ لاَمَرْتُهُمْ بِالسِّوَاك
“Seandainya aku tidak khawatir memberatkan umatku, niscaya aku perintahkan mereka untuk bersiwak (menyikat gigi) setiap hendak wudu.” (HR. Bukhari).

2. Disunahkan bagi seorang muslim untuk membasuh kedua telapak tangan tiga kali sebelum berwudu, sebagaimana telah diterangkan. Kecuali apabila ia baru bangun dari tidur, maka ia diwajibkan membasuh kedua telapak tangannya tiga kali sebelum wudu, karena terkadang di tangannya ada kotoran (najis), sedangkan ia tidak menyadarinya. Hal ini berdasarkan sabda Nabi shallallahu alaihi wa sallam:
إذا اسْتَيْقَظَ أحدُكم من نومه فلا يَغْمِسْ يدَه في الإناء حتى يغسلها ثلاثا ، فإنه لا يَدري: أين بَاتَتْ يدُه
“Apabila salah seorang dari kalian bangun dari tidurnya, maka janganlah ia mencelupkan tangannya ke dalam bejana, hingga ia terlebih dahulu mencuci keduanya tiga kali, karena ia tidak tahu di mana tangannya menginap tadi malam.” (HR. Ahmad, Muslim, Abu Daud, dan Nasa’i).

3. Disunahkan untuk bersungguh-sungguh dalam istinsyak, yakni melakukannya dengan kuat, sebagaimana telah dijelaskan.

4. Ketika membasuh wajah, disunahkan untuk menyela-nyelai rambut yang ada di wajahnya apabila rambut tersebut tebal, sebagaimana telah diterangkan.

5. Ketika membasuh tangan atau kaki, disunahkan untuk menyela-nyelai jari-jemari, berdasrkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:
وخَلَّلْ بَيْنَ الأَصَابع
“Dan selailah antara jari-jemari.” (HR. Abu Daud, Nasa’i, dan disahihkan Al-Albani).

6. Disunahkan untuk membasuh anggota wudu yang kanan terlebih dahulu, yakni tangan atau kaki kanan dahulu, sebelum tangan atau kaki yang kiri.

7. Disunahkan untuk membasuh anggota wudu (dua kali atau tiga kali tiga kali) dan tidak boleh lebih dari tiga kali. Adapun kepala, tidak boleh diusap kecuali satu kali saja.

8. Disunahkan untuk tidak berlebihan dalam menggunakan air wudu, karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berwudu tiga kali, tiga kali lalu bersabda:
فَمَنْ زَادَ عَلَى هَذَا فَقَدْ أَسَاءَ وَتَعَدَّى وَظَلَمَ
“Barangsiapa menambah (lebih dari tiga kali), maka ia telah berbuat buruk dan zalim.” (HR. Nasa’i, Ahmad, dan disahihkan Syua’ib Al-Arnauth)

Hal-hal yang Membatalkan Wudhu

Wudu seorang muslim batal disebabkan perkara berikut ini:
1. Ada yang keluar dari dua jalan (qubul dan dubur) berupa buang air besar atau buang air kecil.
2. Kentut.
3. Hilang kesadaran, baik disebabkan gila, pingsan, mabuk, atau tidur nyenyak di mana seseorang tidak akan sadar apabila ada sesuatu yang keluar dari dua kemaluannya. Adapun tidur yang ringan yang tidak menghilangkan seluruh kesadaran manusia, maka hal ini tidak membatalkan wudhu.
4. Meraba kemaluan dengan tangan disertai syahwat, baik kemaluannya sendiri atau kemaluan orang lain1. Ini berdasarkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:
مَنْ مَسَّ ذَكَرَهُ فَلْيَتَوَضَّأْ
“Barangsiapa menyentuh kemaluannya, maka hendaklah ia berwudu.” (HR. Ahmad, Abu Daud, dan disahihkan Al-Albani).
5. Memakan daging unta, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah ditanya, “Apakah aku harus berwudhu karena makan daging unta?” Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab,
“Benar.” (HR. Ahmad, Tabrani dalam Mu’jam al-Kabir, & dishihkan Syua’ib Al-Arnauth).
Makan babat, hati, lemak, ginjal, atau perut besarnya, juga membatalkan wudu, karena serupa dengan memakan dagingnya. Adapun meminum susu unta tidak membatalkan wudu, karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menyuruh sekelompok orang untuk meminum susu unta sedekah (unta zakat), dan nabi tidak memerintahkan mereka untuk berwudu setelah itu.
Sebagai bentuk kehati-hatian, maka seyogyanya seseorang berwudhu kembali setelah minum kuah daging unta.

Hal-hal yang Diharamkan Terhadap Orang yang Berhadas

Apabila seorang muslim berhadas, yakni tidak dalam keadaan mempunyai wudu, maka diharamkan kepadanya beberapa hal:
1. Memegang mush-haf, bersarkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada penduduk Yaman:
لا يَمَسُّ الْقُرْآنَ إِلا طَاهِرٌ
“Tidak boleh menyentuh Alquran, kecuali orang-orang yang telah bersuci.” (HR. Malik dalam Al-Muwatha, Tabrani, Ad-Darimi, dan Hakim).
Adapun membaca Alquran tanpa menyentuh mushaf adalah diperbolehkan.
2. Salat. Seorang yang berhadas tidak boleh melakukan salat, kecuali berwudu terlebih dahulu, berdasarkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:
لاَ تُقْبَلُ صَلاَةٌ بِغَيْرِ طُهُورٍ
“Salat tidak akan diterima tanpa bersuci (terlebih dahulu).” (HR. Muslim & TIrmudzi).
3. Seseorang yang berhadas dibolehkan sujud tilawah dan sujud syukur, karena keduanya bukan salat. Namun yang lebih utama adalah berwudu terlebih dahulu sebelum melakukan keduanya.
4. Tawaf. Seorang yang berhadas tidak boleh melakukan tawaf sebelum ia bersuci lebih dahulu, berdasarkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:
الطَّوَافُ بِالْبَيْتِ صَلاةٌ
“Tawaf di Baitullah adalah termasuk salat.” (HR. Nasa’i, Darimi, dan disahihkan Al-Albani)
Juga karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berwudu dahulu sebelum melakukan thawaf.

Peringatan Penting!

Sebelum wudu, seorang muslim tidak disyaratkan untuk membasuh kemaluannya terlebih dahulu, karena membasuh kemaluan itu (baik kemaluan maupun dubur) hanya diperintahkan setelah buang air besar atau buang air kecil. Adapun ketika hendak wudhu, maka tidak termasuk ke dalam perintah itu.
Wallahu a’lam.
Semoga selawat dan salam senantiasa tercurah kepada Nabi kita, Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam keluarganya dan para sahabatnya semuanya.

Referensi:

Sifat Wudu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, Syekh Abdullah bin Abdurrahman Al-Jibrin, Pustaka Ibnu Umar
***
Catatan Kaki:
1 Adapun menyentuh kemaluan tanpa syahwat, tidak membatalkan wudu. Sebagaimana disebutkan dalam hadis dari Thalq bin Ali radliallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya tentang seseorang yang menyentuh kemaluannya setelah wudu? Beliau bersabda
وَهَلْ هُوَ إِلاَّ مُضْغَةٌ مِنْكَ أَوْ بَضْعَةٌ مِنْكَ
“Bukankah kemaluan itu juga bagian dari anggota badanmu” (HR. Turmudzi dan sandanya disahihkan Al-Albani).
Kalimat pengingkaran dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menunjukkan bahwa menyentuh kemaluan bukan pembatal wudu, sebagaimana orang menyentuh tangan dan anggota badan lainnya. Jika menyentuh kemaluan ini tidak disertai syahwat maka tidak membatalkan wudhu. Allahu a’lam
***
Artikel www.carasholat.com

Minggu, 29 September 2013

Tips Perawatan Vagina dengan bahan alami

Langkah-langkah perawatan vagina sebagai organ intim
wanita tidaklah sulit. Bahan-bahan alami untuk merawat
vagina agar terhindar dari masalah seperti bau tak sedak
diantaranya daun pepaya dan daun sirih.
Seperti apa cara menggunakan bahan alami untuk merawat
vagina?

1. Daun Pepaya
Daun pepaya akan membuat vagina menjadi rapet, keset dll.
Caranya, pilihlah pucuk daun pepaya muda untuk direbus.
Makanlah sebagai lalap bila Anda kuat menahan pahit dan
akan lebih baik jika di makan mentah. Lakukan perawatan
ini secara teratur setiap hari.

2. Buah Pinang Tua
Cara ini bisa membuat vagina tetap kering. Ambil 1 butir
buah pinang tua lalu buang sabutnya selanjutnya parut
pinang yang telah dikupas. Ambil segelas air lalu rebus
parutan pinang tadi, sampai air rebusan sisa setengah
gelas dan sudah agak mengental. Angkat dan peras
disehelai kain yang halus, ambil air perasan dan campur
dengan sedikit garam. Minumlah di pagi hari, setiap
seminggu sekali. Lihatlah hasilnya dalam sebulan, vagina
benar-benar kering.

3. Daun Sirih
Untuk menjadikan vagina harum bebas dari bau tak sedap,
pilihlah daun sirih sebagai obat mujarab. Caranya,
minumlah air rebusan daun sirih secara teratur. Ambil
sepuluh helai daun sirih yang terlihat menguning,
bersihkan dan rebus dengan dua gelas air. Tunggu hingga
air rebusan sisa satu gelas. Angkat dan tunggu hingga
menjadi hangat baru meminumnya. Bila ini dilakukan
secara teratur pagi dan sore, maka vagina pun tak berbau
lagi.

Tak hanya dengan menggunakan bahan-bahan diatas, masih banyak juga bahan alami lainnya yang bahkan menjaga kesehatan secara menyeluruh, tak hanya vagina.  Salah satunya seperti ganggang hijau Spirulina.  Manfaat Spirulina mencegah berbagai penyakit termasuk penyakit pada vagina.

http://ayupustaka.wordpress.com

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Buy Coupons